OPERAIND,- Seorang ibu negara biasa disebut sebagai wanita nomor satu di negara tersebut. Posisinya hanya kalau oleh orang nomor satu, yaitu suaminya sebagai presiden atau perdana menteri atau raja. Peran seorang ibu negara sangat penting dan sangat beaar dalam menyokong suksesnya seorang kepala pemerintahan dan kepala negara.
Di negara manapun dari dulu sampai sekarang, peran ibu negara sangat sentral. Apakah dominan atau tidak? Apakah terlalu dominan atau tidak? Tergantung siapa yang melihatnya. Berbeda kepentingan, berbeda pula pendapatnya.
loading...
Dari kacamata negara musuh, melalui pasukan mata-matanya, maka peran ibu negara menjadi teramat penting. Setiap pemerintahan tahu persis, peran penting seorang ibu negara, sehingga perlu untuk melihat, mengamati dan kalau perlu memata-matai sang ibu negara.
Sekali lagi kalau kaca matanya adalah kaca mata negara musuh. Dulu, Uni Sovyet dan Amerika Serikat, saling silang memata-matai kepala negara masing-masing dan para ibu negaranya. Lumrahlah untuk negara yang bermusuhan.
Di indonesia sendiri, dalam sejarah pemerintahan sejak zaman Bung Karno sampai sekarang, peran yang paling terasa dari seorang ibu negara adalah ibu Hartinah atau ibu Tien Soeharto. Maklum, sang suami berkuasa selama 32 tahun, sehingga selama itu pula kiprah ibu Tien sering terlihat dan pada moment tertentu sangat menonjol. Ibu Tien terkenal amat berpengaruh.
Sejumlah kebijakan dan keputusan pak Harto dipercaya berkat pengaruh ibu Tien. Sebagian kalangan menilai peran ibu Tien terlalu dominan. Tapi apakah benar demikian? Belum tentu. Jika dihitung jumlah seluruh kebijakan pak Harto, belum tentu setengahnya mendapatkan pengaruh dari ibu Tien. Kalau menonjol iya, tapi lebih dominan belum tentu.
loading...
Sementara ibu-ibu negara sebelumnya yaitu istri-istri bung Karno, nyaris tak terdengar kiprahnya. Mungkin karena jumlahnya lebih dari satu. Kita bingung juga yang mana yang disebut ibu negara.
Nah, sekarang muncul berita dari media di Australia bersumber dari wikileaks tentang dominannya ibu negara Ani Yodoyono. Bahkan disebut terlalu dominan. Itulah sebabnya, intelijen Australia sampai harus memata-matai ibu negara. Anda percaya?
Kembali harus kita pahami bersama bahwan peran seorang istri terhadap suaminya sangatlah besar. Amat besar. Saya termasuk suami yang pilah-pilih untuk mendiskusikan sejumlah hal dengan istri. Buat saya, tidak semua hal harus didiskusikan. Ada hal-hal yang harus saya ambil sendiri keputusannya. Namun, langkah saya ini sempat “dikecam” salah seorang teman. Dia laki-laki. Menurut dia, istri berhak tahu semua urusan suaminya. Apalagi jika terkait dengan hal-hal penting, istri harus dilibatkan. Langkah saya itu juga “dikecam” istri saya, hehe. Katanya, “Jangan ada dusta di antara kita.” Siapa pula yang berdusta, hehe.
Pernah juga saya pergi ke notaris untuk tanda tangan sebuah perjanjian bisnis. Eladalah, sang notaris menanyakan, “Apakah istri Anda tidak dilibatkan?” Kenapa? Ternyata, ada sejumlah hal menyangkut aset pribadi yang pasti terkait dengan istri, hehe, baru tahu. “Agar terhindar dari hal-hal tak diinginkan di kemudian hari,” ujar sang notaris.
Jadi ternyata wahai sahabat, peran istri itu setara dengan kita sebagai suami. Istri sebaiknya sama dominannya dengan suami dalam betbagai hal. Tentu kepala keluarga tetaplah suami. Penanggumg jawaab adalah suami. Pengambil keputusan adalah suami. Namun, semua proses pengambilan keputusan itu harus melibatkan istri dalam posisi setara.
Nah, bagaimana dengan posisi seorang presiden? Presiden punya urusan segudang, seabrek-abrek. Secara logika saja, tidak mungkin semua urusannya dibicarakan dengan istrinya. Setuju? Iya lah. Mana mungkin urusan sebanyak itu didiskusikan semuanya dengan istri. Tidak mungkin cukup waktunya. Paling banter hanya hal-hal tertentu yang membuatnya stres saja, hehe. Kalau yang rutin, kemungkinan besar tidak akan dibicarakan.
Jadi, apakah peran bu Ani sangat besar? Ya. Sangat besar. Apakah terlalu dominan? Saya tidak sependapat. Lihatlah ibu ibu negara para pemimpin negara lain, misal Michelle Obama atau Hillary Clinton. Secara kasat mata, peran mereka terlihat lebih besar dibanding bu Ani. Tapi lebih dominan bukan? Atau ibu Tien yang memang sangat menonjol, atau Imelda Marcos yang juga amat besar perannya. Dominasinya tetap kalah oleh sang suami..Selanjutnya
0 Komentar